BANDUNG - Rizal Ramli dan Eros Djarot dideklarasikan sebagai Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) dengan julukan pemimpin ?Dwi Tunggal'.
sumber : www.okezone.com
Posted by Riano Oscha SH in dwitunggal, errosdjarot, rizalramli
Posted by Riano Oscha SH in bantah, errrosdjarot, komunis, paham, sebarkan
"Saya imbau seluruh kader PNBK Indonesia untuk tidak terpancing dan melakukan tindakan-tindakan yang hanya memuluskan upaya politik adu domba yang bertujuan memecah belah persatuan dan rasa persaudaraan di antara sesama warga bangsa," tegas Eros Djarot, kepada wartawan di Jakarta, Jumat (28/11).
Menjawab pertanyaan, Eros sendiri tidak tahu di mana dan dari siapa tuduhan komunis terhadap dirinya itu berasal. Walau demikian ia tetap menginstruksikan jajaran pengurus PNBKI di seluruh Indonesia untuk menyelidikinya. "Yang pasti, dalam waktu dekat saya akan minta waktu untuk bertemu dengan Kapolri," katanya.
Dalam sambutannya saat membuka rapat koordinasi tingkat nasional Pemenangan pemilu PNBK, Eros juga menginstruksikan kepada kader-kader PNBK supaya tidak tinggal diam menyikapi masalah tersebut.
Kendati tidak jelas siapa yang menuduhnya sebagai penyebar paham komunis, Eros melihat hal itu sebagai upaya untuk menghancurkan karier politik pribadinya maupun reputasi PNBKI sebagai partai politik. "Tuduhan ini sebagai kerja politik yang bertujuan membuka jalan lebih besar lagi untuk kemenangan ideologi kelompok tertentu," tegasnya.
Sedangkan Ketua DPP PNBK Indonesia Syamsul menilai ini rekayasa politik dalam bentuk fitnah yang keji oleh kelompok-kelompok tertentu dengan menyebarkan fitnah yang mencap ketua umum PNBK sebagai penyebar faham komunis. "Usaha rekayasa politik itu bertujuan untuk mempersempit ruang gerak politik kaum nasionalis. Dengan demikian akan memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi mereka untuk memenangkan perjuangan ideologinya, " tegasnya.
Terkait dengan pelarangan pembuatan film yang berjudul Lastri yang dibuat Eros Djarot, mereka meminta pihak Polri berpegang teguh pada azas kehidupan hukum, yaitu berpegang pada UU Perfilman. "Sudah ada lembaga menentukan boleh tidaknya sebuah film diputar. Lembaga Sensor Film satu-satunya institusi yang melakukan sensor dan mengusulkan boleh atau tidaknya sebuah film beredar di wilayah hukum Indonesia," tandasnya.
Eros Djarot mengatakan sudah mengantongi surat izin untuk pembuatan film tersebut, seperti dari Kepala Badan Intelijen Keamanan Kabid Yamin Kombes Pol Drs Edy Janto MM dari Mabes Polri tertanggal 28 Agustus 2008. "Tuduhan menyebarkan paham komunis jelas mengada-ada. Lagi pula, ada Badan Sensor Film yang nantinya akan menilai dan berwenang mengoreksi film itu. Saya menilai rencana pembuatan film ini telah dipolitisir," kata Eros Djarot.
sumber : www.kompas.com
Posted by Riano Oscha SH in aksi, dukung, errosdjarot, mabespolri
Aksi ini dilakukan terkait pelarangan proses penggambilan gambar film Lastri oleh sejumlah ormas di Solo dengan tuduhan film tersebut berupaya menyebarkan faham komunisme.
Dengan membawa atribut berupa spanduk besar bertuliskan Erros Djarot Bukan Komunis serta bendera merah putih Forum Kader PNBK Indonesia melakukan aksi diam selama kurang lebih dua jam.
Mereka menilai tuduhan terhadap Erros Djarot merupakan pembunuhan karakter baik secara pribadi maupun sebagai Ketua Umum PNBK Indonesia dalam konteks pemilu 2009 yang merugikan partai tersebut.
sumber : www.kompas.com
Ketua Umum Partai Nasional Benteng Kerakyatan (PNBK) Indonesia Erros Djarot menargetkan perolehan suara minimal lima persen dalam pemilu legislatif 2009. Sementara itu, soal status Rizal Ramli sebagai tersangka, Erros tidak mempermasalahkannya.
"Targetnya lima persen suara. Syukur lebih dari lima persen. Kalau kurang tidak masalah karena memang ini perjuangan panjang, tapi saya yakin bisa lebih," ujar Erros seusai mendeklarasikan diri bersama Ketua Umum Komite Bangkit Indonesia (KBI) Rizal Ramli sebagai Dwi Tunggal Pemimpin Perubahan di Bandung, Minggu (11/1).
Deklarasi ini dihadiri tidak kurang dari 4.000 kader PNBK dari berbagai pelosok Nusantara, seperti Papua, Jawa Timur, dan Bali. Sebagian besar merupakan kader PNBK dari daerah di Jawa Barat DKI Jakarta. Mereka datang dengan mengendarai bus, mobil, dan sepeda motor. Para pendukung ini diyakini Erros mampu mendulang suara di basis massa masing-masing.
Erros menjelaskan, bila nanti perolehan suara melebihi target, Rizal-Erros akan terus maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden. Mengenai parpol pendukung, Erros mengaku belum saatnya untuk membeberkan hal itu.
Selain itu, meskipun banyak lembaga survei yang mengunggulkan capres lain, Erros tak gentar. "Dalam dunia politik terdapat fatsun yang mengatakan, dalam sehari semua bisa berubah. Kita lihat saja nanti," paparnya.
Rizal saat ini berstatus sebagai tersangka terkait unjuk rasa yang berakhir anarkis. Erros tidak mempermasalahkan itu karena yang disampaikan Rizal merupakan fakta dan kebenaran.
Dalam kesempatan yang sama, Rizal menuding bahwa masalah hukum yang membelit dia merupakan konspirasi untuk menjegal langkahnya menuju RI-1. "Kita ini seperti kembali ke zaman Orde Baru. Pikiran diadili. Orang menjelaskan fakta (malah) ditangkap," ujarnya.
sumber : www.kompas.com
SAATNYA ANDA HARUS MEMILIH
"INGAT GAMBAR BANTENG BERSINAR"
PILIH NOMOR
26
PNBK {Partai Nasional Benteng Kerakyatan}Indonesia
Secara tegas dinyatakan oleh para pendirinya sebagai PARTAI SOEKARNOIS.
Marhaenisme ajaran Bung Karno adalah sebagai teori perjuangan partai dengan berpedoman pada TRISAKTI :
Menurut Erros Djarot, ketua umum PNBK Indonesia, memahami-menghayati-menjalankan ajaran Bung Karno adalah merupakan kewajiban dari setiap kader partai. Sesungguhnya inti sari dari Marhaenisme, adalah :
Tanggal berdiri : 27 Juli 2002
Inisiator : Erros Djarot
Tokoh pendiri : Erros Djarot
Azas : Marhaenisme
Lambang partai : Gambar banteng ketaton dengan latar pancaran sinar merah dan putih.
Ketua Umum : Erros Djarot
Sekretaris Jenderal : Zulfan Lindan
Alamat : Kantor DPP PNBK Indonesia, Jl. Penjernihan I No.50 Jakarta 1021, Telp : 021-5739550/51, Fax : 021-573519
SEJARAH PNBK INDONESIA
PNBK telah berganti nama beberapa kali walau dengan akronim yang tidak berubah.
Saat pertama didirikan 27 Juli 2002, PNBK berarti Partai Nasionalis Bung Karno, kemudian saat ikut Pemilu 2004 dikarenakan undang-undang pemilu melarang menggunakan nam seseorang, maka menjadi Partai Nasional Banteng Kemerdekaan. Dan kini, menghadapi Pemilu 2009, berganti menjadi
Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia (PNBK Indonesia).
Pemimpin PNBK adalah Erros Djarot, politikus yang sempat merambah dunia seni film dan musik untuk meraih nama besar. Politik, bagi Erros sendiri berpolitik bukan hal yang awam. Ia termasuk orang kepercayaan Megawati tatkala putri sulung Soekarno itu ditekan di jaman Orba.
Untuk Pemilu 2009, PNBK Indonesia menargetkan bisa meraih 25 kursi DPR atau sekitar 3 hingga 5 persen suara pemilih nasional.
VISI & MISI
Visi PNBK Indonesia
Mempersembahkan pada bangsa ini sebuah Indonesia Raya yang membanggakan!
Indonesia Raya yang membanggakan adalah sebuah Indonesia yang merdeka penuh; dalam pengertian telah sepenuhnya BERDAULAT di bidang politik- BERDIKARI di bidang ekonomi dan BERKEPRIBADIAN di bidang kebudayaan. Ciri utamanya ditandai dengan kehidupan rakyatnya yang adil, makmur materiil dan sprirituil, maju, berbudaya, bermartabat serta terhormat di antara bangsa – bangsa di dunia. Hadir sebagai sebuah bangsa yang cinta perdamaian, namun terlebih lagi cinta kemerdekaan!
Misi PNBK Indonesia
Misi utamanya adalah Mengembalikan dan Menegakkan Harga Diri Bangsa.
Strategi dan jalan yang ditempuh untuk melaksanakan misi ini melalui kerja politik membebaskan
seluruh rakyat Marhaen (rakyat kecil) dari segala dan berbagai bentuk penindasan, penghisapan dan penjajahan yang dilakukan oleh musuh – musuh rakyat Marhaen (neo-kolonialisme, neo-imperialisme, dan neo-feodalisme). Selanjutnya membangun persaudaraan segenap rakyat Indoneisa serta menggunakan persaudaraan segenap rakyat Indonesia untuk kemakmuran bersama dengan semangat gotong- royong
dan kebersamaan sebagai sesama warga bangsa dalam sistem yang adil, berperikemanusiaan dan berketuhanan.
sumber : www.detikpemilu.com